Sahabat, bersedekah banyak dilakukan di bulan Ramadhan. Namun harus kita waspadai, jangan sampai sedekah kita menjadi sia-sia karena melakukan 4 kesalahan berikut ini.
Apa saja yang membuat pahala besedekah menjadi sia-sia bahkan hilang tak berbekas?
Pertama, tidak ikhlas atau Riya
Ikhlas dan riya’ sama-sama perbuatan hati, sehingga kita tidak bisa menuduh orang lain hanya karena menampakkan sedekah yang mereka lakukan. Sebaliknya, kita bisa introspeksi pada diri sendiri… sudahkah sedekah yang kita berikan mengandung ketulusan hati?
Hati yang riya’ alias ingin pamer dan mendapat sanjungan dari manusia lainnya hanya akan menyia-nyiakan amal sedekah yang kita perbuat.
Kedua, Mengungkit atau menyakiti hati penerima sedekah kita
Banyak yang tidak menyadari hal ini, bahwasanya sedekah bukan hanya persoalan memberi, tapi juga memuliakan penerima manfaat.
Jika memang butuh dokumentasi, minta izinlah terlebih dulu. Bila penerima manfaat tidak berkenan, maka janganlah dilakukan.
Sikap kita saat memberi sedekah bisa menyakiti orang lain lho, yakni melukai harga dirinya. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan pilihan kata, dan juga cara memberi.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al Baqarah: 264).
Ketiga, bersifat ujub yakni perasaan bangga diri
Sekali lagi, ujub sama juga seperti riya’… merupakan perbuatan hati, bukan kita yang berhak menilai orang lain ujub, melainkan kita harus introspeksi diri… apakah ada lintasan ujub dalam diri kita? Yakni kekaguman atas diri sendiri yang berlebihan dan hampir sejajar dengan kesombongan.
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).
Keempat, Menggunakan uang haram. Hal ini diumpamakan seperti mencuci baju menggunakan kotoran. Memang, mencuci itu perbuatan sangat baik, akan tetapi kalau menggunakan kotoran yaa sama saja bohong. Malah bikin pakaian makin kotor dan bau. Demikian juga sedekah yang dikeluarkan dari harta haram.
Dari Ibnu Mas’ud ra beliau terima dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi Wassalam bersabda:
“Seorang hamba memperoleh harta haram lalu menginfakkannya seolah-olah diberkahi dan menyedekahkannya semua hartanya seolah-olah diterima melainkan usahanya itu makin mendorongnya masuk ke neraka, sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan keburukan dengan keburukan, akan tetapi menghapuskan keburukan dengan kebaikan; sesungguhnya kenistaan tidak akan menghapuskan kenistaan.” (Musnad Ahmad 1/387).
Jelas Allah adalah Maha Suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Juga dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim no. 224).
Ghulul yang dimaksud di sini adalah harta yang berkaitan dengan hak orang lain seperti harta curian, korupsi, dan harta dari sumber haram lainnya.
Sahabat, di bulan suci ini semoga kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia tersebut. Aamiin.