Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Menunaikan shalat ini dengan penuh khusyuk dan ikhlas merupakan bagian penting dari ibadah di bulan suci ini. Pengaturan rakaat shalat Tarawih merupakan hal yang penting untuk dipahami agar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan bagaimana cara mengatur rakaat shalat Tarawih sesuai dengan sunnah.
1. Menurut Sunnah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW tidak memberikan batasan khusus mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih. Namun, beliau pernah menunaikan shalat Tarawih dalam beberapa variasi jumlah rakaat, antara lain delapan, sepuluh, atau dua belas rakaat. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk menunaikan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan masing-masing, selama tidak meninggalkan jumlah rakaat wajib dalam shalat.
2. Berdasarkan Sunnah Para Sahabat
Para sahabat Rasulullah SAW juga melaksanakan shalat Tarawih dengan berbagai variasi jumlah rakaat. Misalnya, Umar bin Khattab mengumpulkan orang-orang untuk menunaikan shalat Tarawih dalam jumlah dua belas rakaat, sedangkan Abu Bakar ash-Shiddiq menunaikan shalat Tarawih dalam jumlah dua belas rakaat. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih tidak harus tetap dan bisa disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing umat Muslim.
3. Delapan Rakaat dan Tiga Witir
Salah satu praktik yang umum dilakukan dalam shalat Tarawih adalah menunaikannya dalam delapan rakaat, diikuti dengan tiga rakaat witir. Hal ini didasarkan pada praktik Rasulullah SAW dan para sahabat yang melaksanakan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat ini. Delapan rakaat shalat Tarawih dapat dikerjakan dalam empat sesi, masing-masing dua rakaat dengan salam di antara setiap dua rakaatnya.
4. Fleksibilitas dalam Mengatur Jumlah Rakaat
Meskipun praktik yang umum dilakukan adalah delapan rakaat diikuti dengan tiga rakaat witir, umat Muslim diperbolehkan untuk menyesuaikan jumlah rakaat shalat Tarawih sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan masing-masing. Hal ini bertujuan untuk memudahkan umat Muslim dalam menunaikan ibadah dengan penuh khusyuk dan ikhlas.
5. Prioritaskan Kualitas dan Khusyuk
Lebih penting daripada mengatur jumlah rakaat shalat Tarawih adalah memprioritaskan kualitas dan khusyuk dalam menjalankan ibadah tersebut. Meskipun jumlah rakaatnya bisa bervariasi, yang terpenting adalah kita menjaga konsentrasi dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Kualitas shalat Tarawih yang baik akan lebih bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita.
Dengan memahami prinsip-prinsip di atas, kita bisa mengatur rakaat shalat Tarawih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan praktik para sahabat. Yang terpenting adalah menjaga kualitas dan khusyuk dalam ibadah kita, sehingga mendapatkan manfaat maksimal dari shalat Tarawih dalam bulan Ramadan yang penuh berkah.